Pulau Kembang adalah sebuah pulau kecil di tengah sungai
Barito yang terbentuk karena adanya endapan tana di tengah sungai atau lebih
dikenal dengan delta. Dengan luas ± 60 Ha pulau Kembang secara administratif masuk
wilayah kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala.
Pulau kembang merupakan hutan wisata dan kawasan konservasi bagi beberapa hewan seperti burung, reptil bahkan hewan langka seperti Bakantan juga ditemui di sini namun lebih didominasi oleh monyet ekor panjang. Pura yang terdapat di pulau ini biasanya di gunakan masyarakat Tionghoa sebagai tempat sembahyang dan juga ada tempat pemandian yang menyimpan cerita mistis.
Pulau kembang merupakan hutan wisata dan kawasan konservasi bagi beberapa hewan seperti burung, reptil bahkan hewan langka seperti Bakantan juga ditemui di sini namun lebih didominasi oleh monyet ekor panjang. Pura yang terdapat di pulau ini biasanya di gunakan masyarakat Tionghoa sebagai tempat sembahyang dan juga ada tempat pemandian yang menyimpan cerita mistis.
Selama perjalanan ke pulau Kembang anda akan disuguhkan
pemandangan dari aktivitas masyarakat pesisir sungai seperti lalu lintas kapal, banyaknya kapal yang terparkir di sekitar rumah penduduk dan kehidupan
masyarakat.
Ketika di perjalanan tidak jarang anda akan didatangi oleh anak-anak yang sedang mandi di sungai, sekedar ingin menyapa dan bermain atau kadang beberapa meminta uang kepada anda secara sukarela dan masih banyak lagi hal unik yang dapat ditemui di perjalanan.
Sesampainya di dermaga pulau Kembang anda akan disambut oleh
monyet yang mengantarkan masuk ke pulau yang dijaga oleh dua patung
kera putih (Hanoman) yang sudah ada dari zaman kerajaan Kuin dahulu kala.
Banyak legenda yang
mengatakan siapa yang mempunyai nazar, niscaya akan mudah tercapai dan apabila terkabul
maka harus berkunjung atau memberi persembahan kepada “Hanoman” yang ada di
pulau Kembang sebagai tanda terimakasih, barang siapa yang tidak melakukanya niscaya
akan mengalami sial dihidupnya.
Legenda ini sangat dipercaya oleh mayoritas orang Tionghoa, selain itu masyarakat sekitar memiliki kepercayaan untuk memandikan anak kecil agar tidak rewel dan lebih mudah diatur bahkan, beberapa orang percaya air pemandian dapat menyembuhkan berbagai penyakit, sehingga pulau Kembang selalu ramai dikunjungi sepanjang tahun.
Legenda ini sangat dipercaya oleh mayoritas orang Tionghoa, selain itu masyarakat sekitar memiliki kepercayaan untuk memandikan anak kecil agar tidak rewel dan lebih mudah diatur bahkan, beberapa orang percaya air pemandian dapat menyembuhkan berbagai penyakit, sehingga pulau Kembang selalu ramai dikunjungi sepanjang tahun.
Selain berbau mistis, di pulau Kembang ada jalan
setapak untuk mengelilingi dan menikmati
pulau yang rindang dengan tanaman khas rawa sambil
bercengkrama dan bermain dengan monyet yang duduk santai sepanjang jalan.
Mungkin anda akan takut karena jumlah dan sikap monyet yang terlalu dekat
dengan manusia tapi jangan khawatir monyet di sini tidak akan mencakar atau
mengigit karena monyet sudah jinak. Selain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di
sini juga ditemukan beberapa jenis burung rawa, reptile bahkan jika beruntung
anda akan menemukan Bekantan (Nasalis
larvatus) yang sudah termasuk hewan dilindungi.
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Asal Usul Pulau
Kembang
Dahulu kala beridiri sebuah kerajaan di Muara Kuin yang
sangat tentram dan damai di bawah pemerintahan Pangeran Suryanata yang dibantu
oleh seorang Patih dengan gelar Datu
Pujung yang terkenal berani, gagah perkasa dan memiliki ilmu yang sangat sakti.
Datu Pujung memiliki tugas untuk menjadi benteng pertahanan terakhir ketika ada
orang yang ingin mengusai atau berbuat jahat pada kerajaan Kuin.
Suatu ketika datang sebuah kapal Inggris yang membawa
mayoritas orang Cina yang ternyata ingin menguasai kerajaan Kuin. Datu Pujung
memberikan syarat “Jika kalian ingin menguasai kerajaan Kuin kalian harus mampu
membelah kayu besar tanpa alat ataupun senjata hanya dengan tangan kosong”.
Tentunya mereka tidak dapat memenuhi syarat yang di berikan Datu Pujung
sehingga mereka tidak dapat mengusai kerajaan Kuin dan menyuruh mereka kembali
ke negri asalnya. Datu Pujung memperlihatkan kesaktianya dengan mudahnya
membelah kayu besar yang ada di hadapanya dan membuktikan syarat yang dia
berikan bukanlah hal yang mustahil. Namun mereka tetap berniat ingin menyerang
dan menguasai kerajan Kuin, karena keangkuhan mereka Datu Pujung pun marah dan
dengan kesaktinya beliau menenggelamkan kapal beserta dengan penumpang di
dalamnya. Bangkai kapal yang tenggelam menghalangi kayu yang hanyut dan
lama-kelamaan tumbuhlah pepohonan dan menjadi sebuah pulau.
Cerita tentang tenggelamnya kapal yang membawa etnis Cina tersebar
darimulut ke mulut dan mulai banyak etnis Cina yang mendatangi pulau tersebut
untuk memberikan penghormatan untuk jasad leluhur yang terkeubur di sana,
mereka juga membangun tempat pemujaan bagi berupa patung monyet putih (Hanoman)
sebagai penjaga pulau. Orang cina yang berziarah selalu membawa untaian Kembang
(rangkaian bunga) yang lama kelamaan menjadi tumpukan Kembang yang sangat banyak.
Orang yang melalui pulau tersebut selalu melihat untaian Kembang yang sangat
sehingga mereka mulau menyebut pulau tersebut dengan sebutan “Pulau Kembang”.
Asal Usul Monyet
Pulau Kembang
Menurut cerita masyarakat pada dahulu kala salah seorang
raja di Kuin sudah lama masih belum dikaruniai seorang anak dan raja sangat ingin memiliki anak. Ada
seorang peramal ahli Nujum (Ilmu Perbintangan) mengatakan jika ingin mempunyai
anak maka raja harus mengadakan upacara Badudus (mandi-mandi) di Pulau Kembang.
Raja pun segara melaksanakan nasihat yang dikatakan permal. Tidak lama setelah
melakukan upacara di Pulau Kembang istri Raja pun Mengandung anak yang di
dambakan. Kabar kehamilan inipun membuat seluruh kerajaan berbahagia sehingga
raja memerintahkan pasukan kerajaan untuk menjaga pulau Kembang agar tidak ada
yang merusak dan mengganggunya.
Pasukan yang menjaga pulau membawa sepasang monyet besar yang bernama Anggur. Setelah sekian lama petugas kerajaan menghilang secara ghaib entah ke mana dan tidak pernah kembali lagi, sedangkan monyet yang di bawa berkembang biak dan menjadi penghuni pulau Kembang hingga sekarang.
Pasukan yang menjaga pulau membawa sepasang monyet besar yang bernama Anggur. Setelah sekian lama petugas kerajaan menghilang secara ghaib entah ke mana dan tidak pernah kembali lagi, sedangkan monyet yang di bawa berkembang biak dan menjadi penghuni pulau Kembang hingga sekarang.
Akses Menuju Pulau
Kembang
Akses menuju pulau Kembang dapat melalui jalur darat dan
jalur sungai. Jalur darat dapat di tempuh ± 15 menit dari pusat Banjarmasin menuju Pelabuhan Kuin Utara tempat paling dekat dengan pulau Kembang, sepanjang perjalanan
anda akan menemui banyak spanduk yang menawarkan kapal untuk kepulau Kembang dengan
waktu tempuh ±30 menit dan kisaran harga Rp 100.000 sampai Rp 450.000 tergantung
kapasitas kapal (5 sampai 30 orang), rute, waktu keberangkatan dan kemampuan
tawar menawar anda. Jalur sungai dapat melalui siring Piere Tendean dengan
biaya Rp 35.000/orang dengan waktu tempuh 1 jam sehingga kita dapat menikmati
kehidupan sungai di Banjarmasin yang terkenal.
Pulau kembang sudah termasuk tempat wisata yang dikelola Pemerintah
dengan beberapa fasilitas seperti warung, toilet dan pemandu wisata sehingga
untuk masuk di kenakan biaya retribusi Rp 5.000 dihari biasa dan Rp 7.500 dihari
libur untuk wisatawan lokal sedangkan untuk wisatawan asing dikenakan tarif Rp
100.000 di hari biasa dan Rp 150.000 dihari libur.
Pemandu wisata atau Tour Guide sudah ada di pulau ini
mereka akan setia menemani anda yang was was untuk berkeliling dan menjaga dari monyet yang usil,
selain itu mereka juga menjual makanan ringan dan kacang yang dapat anda
berikan kepada monyet di perjalanan jika anda mau. Untuk masalah bayaran Tour
Guide ini biasanya hanya meminta seikhlasnya dan ada baiknya jika selama
perjalanan anda membeli beberapa jualan mereka dengan harga yang masih
terjangkau.
Ketika dalam perjalanan menuju pulau Kembang juga terdapat
wisata religi Mesiid Sultan Suriansyah yang merupakan salah satu masjid tertua
di Indonesia dan juga museum yang menyimpan peninggalan kerajaan Kuin masa lalu.
Di tempat ini juga biasanya menjadi titik penjemputan wisatawan dengan kapal
karena terdapat dermaga. Jika anda berangkat sebelum subuh maka anda juga dapat
berkunjung ke Pasar Terapung Kuin yang
terkenal dan melihat aktivitas masyarakat pesisir sungai serta segarnya embun
pagi di perairan sungai Barito.
Tips
·
Untuk wisata keluarga ataupun rombongan lebih
baik menyewa satu buah kapal, selain lebih murah kita juga dapat menyesuaikan
rute dan waktu keberangkatan.
·
Jika hanya berdua atau rombongan kecil lebih
baik melalui siring Piere Tendean karena jauh lebih hemat.
·
Sangat penting menjaga baik-baik barang bawaan
jika tidak ingin hilang di curi monyet.
·
Jika ingin di dekati monyet bawalah mekanan
khususnya buah jika tidak jangan bawa makanan atau benda
menarik perhatian dan sejenisnya.
·
Jika berbelanja di warung disarankan
menghabiskannya di warung saja jangan bawa keluar warung jika tidak ingin dirampas monyet.
·
Disarankan tidak memberikan uang tips kepada
anak-anak atau pemandu karena anda nanti akan “di todong” untuk memberikan uang
lebih banyak lagi.
Nikmati setiap perjalananmu :) salam Kadatahutahu
Nikmati setiap perjalananmu :) salam Kadatahutahu
Mau punya penghasilan lebih?Hanya dengan Modal 20.000 ribu kamu bisa main game online dalam 7 jenis permainan dan menangkan ratusan sampai jutaan rupiah dipermainan ini daftar sekarang main di www,MGMPOKER88, Net
BalasHapusterima kasih.
dewa poker